MAKALAH
“ILMU SOSIAL DAN BUDAYA
DASAR”
MENGENAI MASALAH
LINGKUNGAN
“global warming”
Oleh :
ROBBY SANGGRA
97095/2009
PRODI PENDIDIKAN
GEOGRAFI
JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTASN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI
PADANG
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis hadirat Allah
SWT, karena rahmat dan karunianya penulis dapat menyelesaikan makalah ini
tentang “global warming”
Makalah ini ditulis dalam rangka memenuhi salah satu syarat
untuk mata kuliah MKU ilmu sosial dan budaya dasar, dalam penulisan makalah ini
penulis tidak terlepas dari bantuan, bimbingan dan dorongan dari banyak pihak.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih
banyak terdapat kekurangan baik dari segi keakuratan data maupun teknis
penulisannya.Oleh karena itu semua kritikan dan saran yang membangun sangat
diharapkan demi kesempurnaan makalah ini, semoga makalah ini bermanfaat dan
menambah pengetahuan kita semua.
Padang,desember 2012
Penulis
Makalah Isu Lingkungan Global
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar
Belakang
Masalah lingkungan mulai ramai dibicarakan sejak diselenggarakannya Konferensi
PBB tentang Lingkungan Hiudp di Scochlom, Swedia, pada tanggal 15 Juni 1972. Di
Indonesia, tonggak sejarah masalah lingkungan hidup dimulai dengan
diselenggarakannya Seminar pada tanggal 15-18 Mei 1972.
Faktor terpenting dalam permasalahan lingkungan adalah besarnya populasi
manusia (laju pertumbuhan penduduk). Pertumbuhan penduduk yang pesat
menimbulkan tantangan yang dicoba diatasi dengan pembangunan dan
industrialisasi. Namun industrialisasi disamping mempercepat persediaan segala
kebutuhan hdup manusia juga memberi dampak negatif terhadap manusia akibat
terjadinya pencemaran lingkungan.
2.
Tujuan
Tujuan dari pembahasan makalah yang kami sajikan ini yaitu agar kita sebagai
makhluk hidup yang ikut andil dalam terjadinya global warning dapat
meminimalisir segala sesuatu yang dapat menyebabkan kondisi bumi kita ini
semakin panas dan krisis.
Dan mungkin menjadi suatu teguran
para pengusaha yang tidak sensitive terhadap keadaan bumi kita sekarang dengan
mengantisipasi limba yang dihasilkan dari pabrik-pabrik besar yang ada di
Indonesia bahkan dunia sehingga nantinya anak cucu kita bias merasakan bumi
yang indah di zaman meraka kelak. Dan mungkin itu menjadi lebih mudah apabila
kita lakukan dari hal terkecil dari diri kita sendiri.
3.
Rumusan Masalah
Adapun masalah-masalah yang akan
dibahas pada makalah ini yaitu mencangkup :
1. Isu perubahan iklim dan pemanasan
Global ( Global Warming )
2. Andil IT dalam pemanasan global.
3. Permasalahan di Indonesia
4. Upaya pada level internasional untuk
mengatasi isu lingkungan global
BAB II
PEMBHASAN
1. Isu
perubahan iklim dan pemanasan global ( global Warming )
Atmosfer bumi tidak pernah bebas
dari perubahan. Komposisi, suhu dan kemampuan membersihkan diri selalu bervariasi
sejak planet bumi ini terbentuk. Makin meningkatnya jumlah penduduk yang
disertai dengan meningkatnya kegiatan manusia terutama dalam bidang
transportasi, maka pakar-pakar atmosfer dunia memprediksi akan terjadi kenaikan
suhu diseluruh permukaan bumi yang dikenal dengan pemanasan global. Pemanasan
global terjadi sangat cepat yang disebabkan peningkatan efek rumah kaca dan gas
rumah kaca.
Menurut perkiraan selama era
pra-industri efek rumah kaca telah meningkatkan suhu bumi rata-rata sekitar 10
– 50 C. Perkembangan ekonomi dunia memperkirakan konsumsi global bahan bakar
fosil akan terus meningkat. Hal ini menyebabkan emisi karbon dioksida antara
0,3 – 2% pertahun dan bila kecenderungan peningkatan gas rumah kaca tetap
seperti sekarang akan menyebabkan peningkatan pemanasan global antara 1,5-4,5
oc sekitar tahun 2030
Perubahan (kenaikan) suhu yang
cepat akan menyebabkan terjadinya perubahan iklim yang cepat. Hal ini dapat
mengakibatkan terganggunya hutan dan ekosistem lainnya, sehingga mengurangi
kemampuannya untuk menyerap karbon dioksida (CO2) di atmosfer. Lebih jauh lagi,
pemanansan global dapat menyebabkan lepasnya karbon yang tersimpan di tanah
dalam bentuk bahan-bahan organik yang kemudian teruraikan menjadi CO2 dan CH4
oleh kegiatan mikroba tanah. Iklim yang bertambah panas akan meningkatkan
aktivitas mikroba yang pada akhirnya akan meningkatkan pemanasan global.
Pemanasan global menyebabkan mencairnya gunung-gunung es di daerah kutub yang dapat menimbulkan naiknya permukaan air laut, yang dapat mengancam pemukiman pinggir pantai, erosi di wilayah pesisir, kerusakan hutan bakau dan terumbu karang, perubahan lokasi sedimentasi, berkurangnya intesitas cahaya di dasar laut serta naiknya gelombang air laut.
Pemanasan global menyebabkan mencairnya gunung-gunung es di daerah kutub yang dapat menimbulkan naiknya permukaan air laut, yang dapat mengancam pemukiman pinggir pantai, erosi di wilayah pesisir, kerusakan hutan bakau dan terumbu karang, perubahan lokasi sedimentasi, berkurangnya intesitas cahaya di dasar laut serta naiknya gelombang air laut.
Jadi perubahan iklim akibat
pemanasan global bukan saja berdampak negatif terhadap ekosistem, melainkan
melainkan juga langsung mempenggaruhi social-ekonomi dan kelangsungan
masyarakat.
a. Hujan asam
Pandangan
bahwa pencemaran udara semata-mata merupakan masalah urban kini mulai berubah,
hal ini terjadi setelah adanya fakta turunnya hujan asam dan pencemaran udara
regional atau lintas batas lainnya.
Atmosfer
dapat mengangkut berbagai zat pencemar ratusan kilometer jauhnya sebelum
menjatuhkannya ke permukaan bumi. Atmosfer bertindak sebagai reaktor kimia yang
komopleks merubah zat pencemar setelah berinteraksi dengan substansi lain, uap
airndan energi matahari. Pada kondisi tertentu sulfur oksida (SOx) dan nitrogen
oksida (NOx) hasil pembakaran bahan bakar fosil akan bereaksi dengan
molekul-molekul uap air di atmosfer menjadi asam sulfat (H2SO4) dan asam nitrat
(HNO3) yang selanjutnya turun ke permukaan bumi bersama air hujan yang dikenal
dengan hujan asam.
Dampak
negatif dari hujan asam selain rusaknya bangunan dan berkaratnya benda-benda
yang terbuat dari logam, juga terjadinya kerusakan lingkungan terutama
pengasamana (acidification) danau dan sungai.ribuan danau airnya telah bersifat
asam sehingga tidak ada lagi kehidupan akuatik, dikenal dengan “danau mati”.
Selain itu, hujan asam juga mengancam komodisi pertanian dan merusak hutan.
b. Menipisnya lapisan Ozon
Lebih
dari setengah abad lamanya dirasakan adanya kerusakan lapisan ozon sehingga
terjadi penipisan lapisan tersebut di stratosfer. Hal ini teramati pada setiap
musim semi di wilayah selatan bumi, suatu lubang terbuka pada lapisan di
bagaian atas ozon. Pada ketinggian 15-20 km diatas Antartika, 95% lapisan ozon
telah lenyap. Lubang ini bertambah besar sejak tahun 1979. Lapisan ozon ini
juga telah dibuktikan oleh data satelit cuaca Nimbus 7 milik badan ruang
angkasa Amerika Serikat (NASA) dan terdapat banyak bukti yang menyatakan bahwa
penipisan lapisan ozon telah terjadi diseluruh dunia.
Rusaknya
lapisan ozon berpengaruh pada intensitas sinar ultraviolet matahari yang
berbahaya bagi mahluk hidup di bumi. Radiasi ultraviolet menyebabkan kanker
kulit, katarak mata, menekan efisiensi sistem kekebalan tubuh, sehingga
memudahkan kanker menyebar luas, menurunkan kualitas komoditi pertanian
(seperti : tomat, kentang, kubis, kedelai) dan kehutanan.
Radiasi
ultraviolet tersebut juga dapat menimbulkan kerusakan sampai 20 m dibawah
permukaan air yang jernih, terutama berbahaya bagi plankton, benih ikan, udang
dan kepiting serta tumbuhan yang memegang peranan penting dalam rantai makanan
di laut.
2.
Andil IT dalam pemanasan global
Pemanasan Global ternyata
telah memaksa semua bidang industri untuk berpikir keras untuk mengusahakan
penanganannya, tanpa terkecuali bidang Teknologi. Hal ini dikarenakan oleh
parahnya dampak kerusakan yang ditimbulkannya bagi ekosistem dan kelangsungan
kehidupan manusia secara luas.
Menurut penelitian Intergovermental Panel and Climate Change
(IPCC), sebuah lembaga internasional beranggotakan lebih dari 100 negara yang
diprakarsai PBB, pada tahun 2005 telah terjadi peningkatan suhu di dunia
sekitar 0,6 hingga 0,7 derajat, sedangkan di Asia lebih tinggi lagi, yaitu 10
derajat. Hal ini berdampak pada melelehnya Gleser (Gunung Es) di Himalaya dan
Kutub Selatan serta berkurangnya ketersediaan air di daerah-daerah tropis
sebanyak 20% hingga 30%. Melelehnya Gleser di Himalaya dan Kutub Selatan
sendiri berdampak secara langsung pada peningkatan permukaan air laut setinggi
4-6 meter. Jika hal ini terus menerus dibiarkan maka pada tahun 2012 air laut
akan mengalami kenaikan lagi sekitar 7 meter. Dengan begitu otomatis ekosistem
dan kehidupan di daerah pesisir dan kepulauan akan terancam punah.
Sedangkan perubahan secara umum yang dirasakan dunia saat
ini adalah semakin panjangnya musim panas dan semakin pendeknya musim hujan.
Hal ini tentu saja sangat berbahaya bagi kelangsungan hidup dunia secara luas.
Berangkat dari keprihatinan inilah berbagai bidang industri
kini mau tidak mau harus memikirkan langkah penanganan pemanasan global ini.
Dimulai dari pengurangan emisi gas buang dari sektor industri dan transportasi
yang selama ini dituding sebagai salah satu kontributor utama pemanasan global,
hingga penciptaan teknologi yang ramah lingkungan untuk berbagai produk mulai
dari alat transportasi hingga berbagai perlengkapan elektronik dan komputer
yang ramah lingkungan pun mulai dibuat.
Bidang industri Teknologi Informasi walaupun tidak terkait
secara langsung pemanasan global seperti halnya bidang pertanian dan lingkungan
hidup, namun harus mampu menghadirkan teknologi yang mendukung
penanggulangan global warming atau pemanasan global ini. Hal ini disebabkan
karena pada berbagai bidang usaha yang ada di dunia saat ini, teknologi
informasi telah menjadi tulang punggung bergeraknya industri yang ada. Mulai
dari mesin-mesin di pabrik yang mempergunakan mikrokomputer hingga proses
komputasi di perkantoran yang juga mempergunakan komputer. Secara tidak
langsung hal-hal tersebut di atas telah menunjukkan bahwa bidang IT telah
banyak menyedot penggunaan energi dunia secara luas.
Hal inilah yang mengharuskan bidang teknologi informasi
untuk berpikir keras menciptakan teknologi yang ramah lingkungan. Teknologi
ramah lingkungan sebenarnya tidak semata diukur dari tingkat emisi gas buang
yang dihasilkan, namun juga banyaknya konsumsi energi yang dibutuhkan dalam
suatu proses industri, karena energi ini umumnya juga didapatkan dari alam baik
dalam bentuk energi mineral maupun non mineral.
Salah satu langkah yang diambil oleh sebuah vendor komputer
terkemuka di dunia IBM saat ini adalah konsep pembuatan datacenter ‘hijau’ atau
ramah lingkungan. Hal ini dipicu oleh data yang menyebutkan bahwa 1,5% dari
penggunaan energi listrik di Amerika dipergunakan untuk operasional datacenter,
yang menurut laporan tahun 2005 saja telah menghabiskan listrik sebesar 45
milyar KWh, hanya untuk Amerika saja. Hal ini berimplikasi langsung terhadap
persediaan persediaan listrik dan distribusinya, disamping tentu saja emisi gas
yang ditimbulkan. Sebagai akibatnya, setiap dolar dari server baru akan
mengeluarkan biaya sebesar USD 0,52 untuk power dan pendinginan. Angka ini
diprediksikan meningkat hingga 37% pada empat tahun mendatang menjadi USD 0,7.
Selain IBM, vendor CISCO pun tengah berpikir keras untuk
mengupayakan teknologi yang dapat mengurang dampak global warming ini. Menurut
Pudja Unggul Kartiman, Director Cross Industry PT Cisco Systems Indonesia, apa
pun penerapan teknologi yang ada, misalnya di real estate, gabungan energi yang
dimiliki akan mengarah pada solusi seperti unified communication. Solusi ini
menggabungkan pemanfaatan traffic suara dan mobility sehingga bisa terkoneksi.
Dengan demikian, jika semuanya berbasis IP, maka
masing-masing tidak harus punya infrastruktur sendiri-sendiri karena sudah
konvergen. Lebih lanjut Pudja menyatakan, penghematan bahkan bisa ditekan
hingga 30%. Hal ini salah satunya karena 4% dari biaya bisa dihemat jika
semuanya dikonvergensikan menjadi satu.
Hasil yang diharapkan dari langkah IBM dan CISCO ini di
masa yang akan datang diharapkan dapat mengantisipasi semakin buruknya dampak
global warming atau pemanasan global dunia.
3. Permasalahan
di Indonesia
· Pada tahun 2000 defisit air mencapai
52.809 meter kubik dan untuk tahun 2015 diperkirakan defisitnya 134.102 meter
kubik
· Jika pada tahun 1986 hanya terdapat
22 DAS kritis dan super kritis, maka pada tahun 1992 meningkat menjadi 39 DAS,
dan tahun 2002 menjadi 60 DAS.
· Indonesia memiliki 10 % hutan tropis
dunia, 12% mamalia, 16 % reptile dan amfibi, 1519 spesies, dan 25 % spesies
ikan dunia. Sebagian diantaranya adalah andemik.
· Beberapa spesies yang terancam puna
diantaranya adalah orang hutan dan harimau Sumatra, sedangkan harimau jawa dan
bali telah dinyatakan puna. Beberapa spesies yang juga menghadapi ancaman
kepunaan diantaranya 104 jenis burung , 57 jenis mamalia, 21 jenis reptil, 65
jenis ikan tawar, dan 281 jenis tumbuhan.
· Kerusakan hutan di Indonesia
mencapai 3,8 juta hektar per tahun, ini berarti tiap satu menit terjadi
kerusakan sebesar 7,2 hektar.
· Hingga saat ini Indonesia telah
kehilangan hutan aslinya sebesar 72% (world Resource institut 1997)
· Indonesia menjadi salah satu Negara
yang rawan dengan impor limba B3.
4.
Upaya Pada level Internasiaonal untuk mengatasi isu
lingkungan global
· Pada periode 1940 sampai 1972
- Tercatat hamper 60 perjajnjian
internasional terkait dengan lingkungan hidup
- Konferensi stocklhom (1972)
· Periode 1972 sampai 1992
- PBB membantu UNEP dan dana
lingkunagan (Environmental fund)
- Konvensi Vienna (1985)
- Protokol montreal (1987)
- Konvensi Biodevercity (1992)
- Pembentukan World Commision on
Enviremmont and development (WCED).
· Periode 1992 sampai 2002
- Deklarasi Rio ( Rio Declaration )
dan agenda 21
- ECOSOS
- Konvensi Rotterdam
- Protokol Kyoto (1998)
- Protokol Katagena
· Periode 2002 sampai sekarang
- KTT pembangunan berkelanjutan di
johannesbug (2002)
· Desember 2007 dibali diselenggarakan
konfrensi PBB tentang perubahan iklim yang hasilnya disebut Bali Road Map.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN :
Dari
hasil Makalah yang dibahas oleh kelompok kami dapat disimpulakan bahwa isu
lingkungan global yang telah menjadi pembicaraan umum semua lapisam masyarakat
ini merupakan hasil keteledoran semua lapisan masyarakat itu sendiri. Kesalahan
bukan hanya milik pemerintah atau pengusaha pabrik yang menggeluarkan limba
sebarangan tetapi juga kesalahan semua lapisan masyarakat yang masih tidak
peduli terhadap lingkungan sekitarnya seperti dengan tidak membuang sampah pada
tempat nya dan masih banyak lainya.
SARAN :
Dengan telah banyak beredar nya isu lingkungan global yang meresahkan
masyarakat mari kita mulai cintai lingkungan dari diri kita sendiri. Dengan
tidak membuang sampah sembarangan dan mencoba menanam tumbuhan dan pohon
dilingkungan rumah kita karena satu pohon yang kita tanam dapat membantu
mencegah terjadinya global warming yang menjadi hantu yang menggerikan bagi
kehidupan anak cucu kita kelak. Dan mari kita jaga bumi untuk kelangsungan anak
cucu kita dimasa mendatang
Best titanium flat iron - Titanium Art
BalasHapusTitanium citizen eco drive titanium watch Stone is a trex titanium headphones new titanium tv apk and unique piece of thinkpad x1 titanium art from the creative team of designer and manufacturer of cutting and stamping clay. The citizen promaster titanium material will