Jumat, 31 Agustus 2012

Mengenal survival


 

Survival merupakan kemampuan untuk bertahan hidup di dalam kondisi apapun. Survival juga bisa diartikan sebagai teknik dalam menghadapi berbagai ancaman yang mengancam keselamatan diri. Di kalangan penggiat out bond survival dimaknai sebagai kemampuan dan teknik bertahan terhadap kondisi yang membahayakan kelangsungan hidup yang terjadi di alam terbuka dengan mempergunakan perlengkapan seadanya. Pelaku dari survival sendiri disebut survivor.
Kemampuan bertahan hidup (survival) ini sangat penting dikuasai oleh setiap orang yang sering beraktifitas di alam bebas seperti pecinta alam dan pendaki gunung. Dengan memahami prinsip dasar survival, seorang survivor diharapkan mampu mempersiapkan diri (penguasaan medan, peralatan, dan teknik) dan mampu mengambil tindakan yang tepat.
Berdasarkan jenis medannya, Survival dapat dikategorikan menjadi 4 jenis yaitu:
  1. Survival di hutan (Jungle Survival)
  2. Survival di laut (Sea Survival)
  3. Survival di padang pasir (Desert Survival)
  4. Survival di dareah kutub (Antartic Survival)
Namun jika dilihat berdasarkan kondisi alam di indonesia, survival bisa juga mencakup kemampuan bertahan terhadap medan hutan belantara, rawa, sungai, padang ilalang, gunung berapi, dsb. Dari masing-masing medan tersebut diperlukan persiapan dan penanganan yang kadang berbeda.
Ketika menghadapi kondisi yang menuntut untuk survival yang terpenting adalah tidak perlu panik. Hal ini biasanya di rumuskan dengan istilah “STOP” yang terdiri atas:
  • S : Seating (berhenti)
  • T : Thingking (berpikirlah)
  • O : Observe (amati keadaan sekitar)
  • P : Planning (buat rencana mengenai tindakan yang harus dilakukan)
Sikap tidak panik ini sangat penting sehingga seorang survivor mampu menggunakan lima elemen dasar dalam survival dengan baik. Kemampuan memanfaatkan kelima elemen ini akan sangat mempengaruhi tingkat keberhasilan suatu survival. Kelima elemen dasar itu adalah: api, pelindung, sinyal, makanan dan minuman, dan pertolongan pertama.
  • Api
Api mempunyai peranan yang sangat penting dalam survival karena berfungsi sebagai penghangat tubuh (ketika malam), menghalau binatang buas, penerangan, memberikan sinyal bahaya dan untuk memasak makanan dan minuman.
Untuk menciptakan api bisa menggunakan dua cara yaitu dengan pemakaian alat (korek api) dan dengan cara alami. Karenanya sangat penting bagi seorang yang berada di alam bebas untuk selalu membawa korek api yang tahan air atau menyimpannya di tempat yang tahan air. Sedangkan untuk cara kedua, membuat api dengan cara alami salah satunya adalah dengan batu dan kayu kering yang tentunya membutuhkan keahlian khusus yang di dapat lewat latihan.
Yang perlu diingat, untuk menciptakan panas, ternyata api kecil mampu memberikan kehangatan yang lebih dibanding api besar. Untuk membuat api, bisa mencari potongan-potongan kayu. Kumpulkan secukupnya kemudian berilah sedikit minyak atau bahan lain yang mudah terbakar (plastik atau kertas) untuk memulai pembakaran.
  • Pelindung
Pelindung diartikan sebagai apa pun yang mampu melindungi tubuh dari sengatan matahari, dingin, angin hujan atau pun salju. Baju adalah pelindung pertama tubuh. Pakailah baju yang sesuai dengan kondisi lingkungan. Jika panas gunakan baju yang tipis. Sebaliknya jika cuaca sedang dingin pakailah baju tebal (hangat). Kenakan jas hujan bila turun hujan.
Selain baju, jika harus berdiam cukup lama di tempat dengan temperatur dingin atau sewaktu malam hari diperlukan bivouc atau tenda baik yang telah dipersiapkan dari rumah maupun mempergunakan bahan-bahan dari alam seperti gua, ranting pohon, dedaunan dan lain sebagainya.
  • Sinyal
Sinyal yang dimaksudkan di sini adalah segala sesuatu yang bisa dijadikan alat untuk meminta pertolongan atau memberitahukan kondisi dan lokasi kita. Alat yang dapat digunakan seperti api, cermin, lampu senter, bendera. Ada berbagai cara yang bisa dipakai untuk memberikan sinyal. Jika ingin memanfaatkan api untuk sinyal maka berhati-hatilah jangan sampai terjadi kebakaran. Gunakan sinyal cermin jika melihat pesawat atau orang pada jarak yang cukup jauh. Sedangkan bila malam tiba bisa menggunakan lampu senter untuk memberi sinyal. Atau bisa pula meminta perhatian dengan cara membuat asap dengan pembakaran. Selain itu, batu, balok atau kain yang berwarna mencolok bisa juga dimanfaatkan untuk memberikan sinyal.
  • Makanan dan minuman
Makanan dan minuman adalah hal vital. Karena itu, Anda harus pandai memanfaatkan persediaan air dan minuman yang sangat terbatas. Cobalah minum jika sedang haus atau sore hari. Pasalnya, manusia bisa hidup selama tiga hari lebih tanpa air. Selain itu, perhatikan soal makanan manusia mampu bertahan hidup tanpa makanan hingga 3 minggu karenanya jangan sembarang memakan tumbuhan yang belum dikenali benar.
  • Pertolongan pertama
Pertolongan pertama adalah pertolongan darurat atau sementara untuk menghindari bahaya yang lebih besar seperti pertolongan terhadap gigitan binatang dan hipotermia. Dalam memberikan pertolongan pertama bisa menggunakan peralatan (obat-obatan) yang telah kita persiapkan sejak awal ataupun memanfaatkan benda-benda yang ada di sekitar. Kemampuan memberikan pertolongan pertama memerlukan pengetahuan dan keterampilan yang harus dilatih.
Ini hanyalah sekedar pengetahuan dasar tentang survival. Tentang teknik lebih lanjut survival (mungkin) akan saya sampaikan di lain kesempatan.

referensi dan foto:alamendah's blog dan koleksi foto pribadi





Tips Mendaki Gunung untuk Pendaki Pemula




Tips mendaki gunung berikut buat para pendaki pemula. Meskipun buat para pendaki yang sudah terbiasa mendaki gunung tidak ada salahnya untuk mengikuti tips-tips berikut. Inti dari kegiatan pendakian gunung untuk menikmati dan mensyukuri keindahan alam tanpa merusak dan menyakiti gunung itu sendiri dan diri sendiri sebagai pendaki. Saya biasa menyebutkannya sebagai menikmati tanpa menyakiti.
Mendaki gunung merupakan salah satu hobi yang kian hari kian marak dan banyak digemari.Kegiatan pendakian gunung, sebagaimana kegiatan di alam bebas lainnya, selalu penuh petulangan yang menantang, bahkan terkadang ekstrim.
 
Lantaran itu, dalam melakukan pendakian gunung, seorang pendaki musti melakukan persiapan yang matang. Jangan sampai kegiatan yang bertujuan untuk mendapatkan pengalaman dan kepuasan diri ini berakibat yang merugikan buat diri pendaki dan alam (lingkungan hidup). Tips-tips mendaki gunung buat pendaki pemula berikut mungkin sedikit membantu persiapan pendakian gunung tersebut.
Tips Mendaki Gunung untuk Pemula. Untuk mendaki gunung, beberapa hal (tips) yang harus diperhatikan antara lain:
  • Perencanaan pendakian
Tips pertama adalah melakukan perencanaan pendakian dengan matang. Pemilihan lokasi, rute pendakian, kondisi cuaca, jumlah pendaki, jangka waktu, akan mempengaruhi perbekalan dan peralatan yang musti dipersiapkan. Jangan lupa untuk mendapatkan ijin resmi dari pihak-pihak terkait (termasuk orang tua atau pacar).
  • Kesiapan fisik dan mental
Tips selanjutnya adalah mempersiapkan fisik dan mental seperti dengan melakukan olah raga secara rutin.
  • Penguasaan medan dan rute
Penguasaan medan dan rute merupakan sebuah hal yang sangat penting. Paling tidak dalam satu kelompok pendakian gunung musti ada lebih dari satu orang yang benar-benar telah menguasai medan dan hapal rute pendakian.
  • Perlengkapan yang mencukupi tapi tidak memberatkan
Membawa perlengkapan yang mencukupi merupakan tips selanjutnya. Perlengkapan hendaknya disesuaikan dengan lokasi, rute, jangka waktu, jumlah pendaki dan kondisi cuaca. Namun beberapa peralatan yang sangat penting diantaranya; tas rangsel khusus pendaki (carrier), sepatu trekking, jaket, jas hujan, matras, sleeping bag (kantong tidur), baju ganti, senter dan alat penerangan, korek api, tenda, kantong plastik, kompor dan peralatan masak mini, alat komunikasi (seperti hape), tempat air, dan peralatan survival dan obat-obatan.
Tips dalam memasukkan peralatan dalam carrier (tas rangsel) hendaknya dengan komposisi barang yang paling berat di posisi atas sedangkan barang yang lebih ringan di bagian bawah. Pengaturan ini berguna agar pada saat ransel digunakan, beban terberat berada di pundak, bukan di pinggang hingga memudahkan kaki melangkah saat pendakian gunung
Barang-barang bawaan sbelum dimasukkan tas dibungkus dahulu dengan menggunakan kantong plastik. Tips ini untuk mencegah barang menjadi basah (berfungsi sebagai lapisan anti air) atau tercampur dengan peralatan atau pakaian kotor dan basah yang telah dipergunakan.
  • Bahan makanan yang mencukupi
Tips membawa makanan dalam mendaki gunung juga penting. Bawalah makanan yang ringan, ringkas namun cukup mengandung kalori. Juga bahan makanan yang cepat dimasak. Jangan membawa dan mengonsumsi minuman beralkohol karena meskipun hangat namun minuman beralkohol dapat memicu pecahnya kapiler darah karena terlalu cepatnya kapiler darah memuai dalam tubuh.
  • Memperoleh izin dan melapor pada Pos Pendakian
Sebelum pendakian dilakukan musti melapor dan memperoleh izin dari pihak-pihak terkait terutama di Pos Pendakian. Di pos pendakian ini, isilah buku tamu dengan mencantumkan lama pendakian, alamat lengkap dan nomor telepon keluarga atau teman yang dapat dihubungi bila terjadi musibah di gunung. Setelah kembali (turun) dari mendaki gunung jangan lupa untuk melapor kembali ke Pos Pendakian.

  • Tidak merusak alam
Menikmati keindahan alam tanpa merusak atau menyakiti alam tentu akan semakin indah. Karena itu selama pendakian hindari perbuatan-perbuatan yang dapat merusak keindahan dan keseimbangan alam seperti melakukan aksi coret-coret (vandal), menebang tumbuhan sembarangan, menangkap hewan, memetik bunga (seperti edelweiss), maupun membuang sampak nonorganik.
Sampah, terutama sampah plastik yang dihasilkan selama pendakian hendaknya dikumpulkan dalam kantong plastik dan dibawa turun gunung dan dibuang di tempat sampah di Pos Pendakian. Tips ini sesuai dengan semboyan yang biasanya dipegang oleh pencinta alam; jangan pernah meninggalkan apapun di gunung kecuali tapak kaki dan kenangan.
Jika selesai menyalakan api unggun, matikan hingga betul-betul padam termasuk bara apinya dengan menyiram air atau menutupnya dengan tanah. Juga ketika membuang putung rokok, matikan dulu bara apinya. Ini untuk menghindari terjadinya kebakaran hutan.
Dengan melakukan tips-tips mendaki gunung di atas, pendakian yang dilakukan meskipun oleh pemula dapat terlaksana sesuai harapan dan terhindarkan dari hal-hal yang tidak diinginkan seperti tersesat ataupun terkena hipotermia. Karena pada prinsipnya, sebuah pendakian gunung bukanlah sekedar untuk mencapai puncak gunung belaka, namun juga musti mampu kembali pulang.


referensi dan foto :alamendah's blog dan koleksi foto pribadi

Perilaku Bijak Di Hutan

hutan lembah harau

Perilaku yang bijak saat di dalam hutan itu yang bagaimana sebuah pertanyaan seorang peserta yang mengikuti pembekalan materi anggota Pecinta Alam di tempat saya.  Pecinta alam atau siapa saja yang menyukai kegiatan di alam bebas seharusnya mengetahui bagaimana musti bersikap dan berperilaku yang bijak saat berada di dalam hutan. Perilaku dan sikap bijak ini sangat penting ketika kita melakukan kegiatan di alam bebas semisal lintas alam dan mountenering, out bond atau sekedar berwisata di sekitar hutan.
Bahkan yang tidak pernah berfikir untuk mendekati hutan sekalipun tiada salah mengetahui cara bersikap dan berperilaku yang bijak di dalam hutan, siapa tahu suatu hari tersesat di dalam hutan (semoga tidak).
hutan lembah harau

Seperti kita maklumi, dari 180 juta ha (sebagian mengatakan ‘hanya’ 135 juta ha) hutan yang dipunyai Indonesia mengalami deforestasi (kerusakan hutan) yang sangat parah. Disinyalir hanya 23% saja yang masih dalam kondisi baik dan terbebas dari deforestasi hutan. Karenanya sikap dan perilaku yang bijak saat berada di dalam hutan sangat diperlukan sehingga aktifitas yang kita lakukan tidak membuat hutan dan alam semakin rusak.
Beberapa hal ini bisa dianggap sebagai sikap dan perilaku yang bijak saat berada di dalam hutan.
  • Tidak mencoret-coret batang pohon dan bebatuan yang ada di hutan. Perilaku mencoret-coret pohon dan bebatuan selain merusak keindahan keindahan hutan, juga dapat menyakiti pohon. Kenapa? karena tindakan ini dapat menutupi stomata (tempat keluar masuknya udara, yakni CO2 dan O2) yang secara tidak langsung akan mengganggu pertukaran udara dari sel tumbuhan ke lingkungan dan sebaliknya. Hutan mempunyai peran penting dalam mengurangi pencemaran udara.
  • Tidak menangkap, melukai, dan membunuh hewan penghuni hutan. Perilaku mengganggu hewan (satwa) yang hidup liar di hutan meskipun binatang tersebut bukan termasuk binatang langka dan dilindungi dapat mengganggu keseimbangan ekosistem.
  • Saat berkemah di hutan, pergunakan tempat yang telah tersedia. Atau jika tidak tersedia tempat berkemah, pergunakanlah bagian hutan yang agak lapang dan datar tanpa perlu menebang pohon, sekalipun hanya semak, perdu ataupun pohon kecil.
  • Tidak meninggalkan puntung rokok yang belum benar-benar mati. Meskipun hanya bara kecil tetapi puntung rokok bisa menjadi salah satu penyebab kebakaran hutan, terutama saat musim kemarau.
  • Tidak meninggalkan sampah, terutama sampah anorganik seperti plastik dan kaleng. Sampah plastik membutuhkan waktu hingga ratusan tahun untuk dapat terurai secara alami. Dan selama belum terurai, sampah plastik akan mengotori hutan, merusak siklus pertukaran udara di dalam tanah, meracuni tanah dan membahayakan makluk hidup di dalam hutan.
  • Simpan sampah yang kita hasilkan dalam suatu wadah khusus kemudian buanglah di tempat sampah yang semestinya atau dimusnahkan di luar hutan atau dimusnahkan. Akan lebih baik lagi jika sampah-sampah yang terdapat di hutan ikut diambil.
  • pergunakan ranting atau daun yang telah patah atau jatuh saat membuat api unggun. Perilaku menebang pohon untuk membuat api unggun dapat merusak hutan.
  • Padamkan api unggun jika telah selesai hingga benar-benar padam termasuk bara api yang tersisa. Bersihkan tempat bekas api unggun tersebut.
  • Tidak membawa pulang tumbuhan atau binatang dari hutan. Simpanlah kenangan manis kamu selama berada di hutan di dalam kamera foto atau kamera video sebagai oleh-oleh.
hutan lembah harau
Sikap dan perilaku bijak di dalam hutan ini terlihat sederhana dan kecil namun memberikan manfaat yang besar bagi kelestarian alam dan hutan. Dengan perilaku bijak seperti ini berarti kita mampu menikmati tanpa menyakiti.

Referensi dan foto:alamendah's blog
          :koleksi foto penulis

Selasa, 14 Agustus 2012

Beruk Mentawai (Macaca pagensis) Monyet Endemik Mentawai


Beruk mentawai (Macaca pagensis) merupakan salah-satu monyet endemik Kepulauan Mentawai, Sumatera. Hewan endemik ber-ordo primata yang oleh masyarakat setempat disebut bokoi ini populasinya semakin terancam sehingga oleh IUCN Redlist dikategorikan sebagai satwa berstatus Critically Endangered, tingkatan terakhir sebelum punah.
Beruk mentawai atau bokoi (Macaca pagensis) bersama beruk siberut (Macaca siberu), semula dianggap sebagai anak spesies dari Macaca nemestrina. Namun kemudian ketiganya dianggap sebagai spesies yang berbeda.
Beruk mentawai oleh masyarakat lokal disebut sebagai bokoi. Sedangkan dalam bahasa Inggris, binatang endemik Kepulauan Mentawai ini disebut sebagai Pagai Island Macaque, atau Pagai Macaque. Sedangkan dalam bahasa ilmiah (latin), monyet langka ini dinamakan Macaca pagensis yang bersinonim dengan Macaca mentaveensis (de Beaux, 1923).
Diskripsi Fisik dan Perilaku. Beruk mentawai (bokoi) mempunyai panjang tubuh antara 45-55 (jantan) dan 40-45 (betina) dengan panjang ekor mencapai antara 10-16 cm. Berat Macaca pagensis antara 6-9 kg untuk jantan dan hanya 4,5-6 kg untuk beruk betina.
beruk mentawai (Macaca pagensis) monyet endemik Mentawai, Indonesia (gambar: wikipedia)
Beruk mentawai mempunyai ciri menyerupai beruk-beruk lainnya. Perbedaannya pada rambut bagian pipi yang berwarna lebih gelap. Mahkota berwarna coklat dengan rambut pada dahi dan mantel lebih panjang.
Kulit wajah beruk mentawai berwarna hitam dengan mata coklat. Monyt ini memiliki kantong pipi yang berguna sebagai penyimpan makanan saat bokoi ini mencari makan.
Beruk mentawai merupakan binatang diurnal (aktif di siang hari) dengan memakan berbagai jenis daun, bunga, biji-bjian, dan buah-buahan. Monyet endemik mentawai ini hidup tinggal di atas pohon pada setinggi 24-36 meter secara berkelompok antara 5-25 individu. Monyet ini bersifat poligamus.
Habitat, Populasi dan Persebaran. Beruk mentawai dapat dijumpai diberbagai habitat hutan bakau, pesisir, hutan primer, hutan sekunder hingga hutan di dekat pemukiman. Persebarannya terbatas di pulau Pagai Selatan, pulau Pagai Utara, dan pulau Sipora di Kepulauan Mentawai, Sumatera.
Habitatnya yang hanya tersebar di 3 pulau di kepulauan Mentawai (Sipora, Pagai Utara, dan Pagai Selatan), perburuan, serta deforestasi hutan dan pertambahan penduduk di pulau-pulau tersebut membuat populasi monyet asli mentawai ini semakin terdesak dan terancam kepunahan. Populasinya hanya tersisa sekitar 2.100-3.700 ekor (Paciulli 2004). Padahal pada tahun 1980-an populasinya masih tercatat sebanyak 15.000 ekor (Whittaker 2006).
Lantaran itu, IUCN Redlist kemudian memasukkan beruk mentawai (Macaca pagensis) dalam status konservasi Critically Endangered (Kritis) sejak tahun 2000. Dengan status ini, beruk mentawai (bokoi) menjadi salah satu dari 11 mamalia Indonesia yang berstatus kritis selain harimau sumatera, macan tutul jawa, badak jawa, dan saudara beruk mentawai Kerahitam sulawesi (Macaca nigra).
Semoga sang monyet endemik mentawai ini tetap mampu bertahan di tengah desakan populasi manusia.
Klasifikasi Ilmiah: Kerajaan: Animalia; Filum: Chordata; Kelas: Mammalia; Ordo: Primata; Famili: Cercopithecidae; Genus: Macaca; Species: Macaca pagensis (Miller, 1903).
Referensi:
  • www.iucnredlist.org/apps/redlist/details/39794/0;
  • www.theprimata.com/macaca_pagensis.html
  • en.wikipedia.org/wiki/Pagai_Island_Macaque
  • Panduan Lapangan Primata Indonesia; Jatna Supriatna, Edy Hendras Wahyono
  •  ALAMENDAH'S BLOG